Monoton, sebuah kata yang terdiri dari 3 suku kata yang jika kita search dalam kamus besar bahasa indonesia berarti:
(1) berulang-ulang selalu sama nadanya (bunyinya, ragamnya); tunggal bunyi;
(2) selalu sama dengan yang dulu; itu-itu saja, tidak ada ragamnya.
Kalau kita gunakan kata monoton ini dalam dunia musik, anda pasti sudah sering mendengarnya, tapi bagaimana kalau dihubungkan dalam suatu pola perilaku kehidupan seperti kata hidup yang monoton. Mungkin artinya adalah menjelaskan bahwa pola hidup seseorang yang dilakukannya hanya itu-itu saja tidak ada variasi, tidak ada perkembangan dan tentunya membosankan jika dibayangkan oleh orang lain. Menentukan kehidupan seseorang monoton atau tidaknya itu bukanlah mudah, menurut saya kamu monoton sedangkan menurut kamu tidak. Kira-kira seperti itulah. Tapi bagaimana mungkin bisa ada kalimat hidup yang monoton kalau tidak ada pelakunya ?
Satu-satunya cara adalah dengan adanya keputusan bersama dari suatu kelompok orang-orang untuk menilai ke-monoton-an seseorang yang dibicarakannya. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, memang ini cara yang cukup objektif karena penulis dan beberapa teman-temannya sering berkumpul dan membicarakan bersama tentang model orang yang mana saja yang dianggap hidupnya kurang warna itu. Tapi perlu diingat bahwa menjastifikasi seseorang monoton adalah perbuatan yang kurang baik karena siapa tahu kalau ternyata kita sendiri termasuk golongan orang-orang yang monoton.
berhubung ini postingan yang pertama maka anggaplah ini sebagai muqadimah dari postingan-postingan yang akan datang nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar